Google Update Algoritma? Ini Jalan Aman Menyikapinya

Cangkeman Algoritma Google
Gambar : Logique


Cangkeman.net - "Mbak, kopi yang ada es krimnya itu namanya apa yah?"

"Oh, Affogato kak."

"Nah iya itu. Satu ya.  Sama es teh tawar 1, airnya dikit aja."

Kemudian aku bayar menggunakan Ovo Points, kumpulan recehan dari hasil cashback belanjaku. Alias gratis. hehe

Memang sudah aku niatkan untuk menulis sampai sore di sini, melanjutkan tulisan kemarin. Yang orang kira aku punya kenalan orang dalam Google, padahal informasi itu tercecer bebas di internet, dan aku hanya mengumpulkan serta menerapkan ilmu analisa saja. Yang mana 2 hal tadi masih jarang orang yang mau melakukan. Padahal asyik loh.
Karena faktanya, Google sudah terlalu meraksasa. Mendominasi lebih dari 90% pengguna search engine dunia, bahkan pesaing di bawahnya seolah hanya dianggap gangguan kecil oleh Google.
Google sampai bisa menciptakan Brand Activity untuk kegiatan mencari informasi di internet. Yup, kegiatan itu dikenal dengan "Googling".
Mungkin orang tidak akan menggunakan istilah yang sama, saat melakukannya dengan tools lain. Seperti Bing (milik Microsoft), Baidu (yang digunakan di China, karena Google dilarang disana) dan Yandex (yang populer di Rusia).
Terdengar sedikit aneh, kalau orang menyebut "binging", "baiduing" atau yandexing". Dan aku sendiri belum pernah dengar sih.

Anyway, sejak tahun 2000 tepatnya 23 Oktober, Google memanfaatkan sistem pencarinya tersebut untuk meraup keuntungan dengan meluncurkan Google Ads (Dulunya Adwords). 
Dan hingga kini, Google Ads menjadi Core Bisnis Google dengan membukukan omset $135 Milyar per akhir 2019 (Hampir Rp 2ribu Triliun dengan kurs Rupiah 14ribuan). Dan ini baru dari Google ads saja. Belum dari unit bisnis Google yang lain.

Meski sudah terbilang matang dan nyaris superior tanpa pesaing, bukan berarti Google terlena. Perbaikan terus dilakukan untuk semakin menyempurnakan sistem mereka. 
Itulah sebabnya, Google masih rutin melakukan penyempurnaan sistemnya dengan membuat beberapa update sistem Algoritma.

Apa tujuannya?
Apalagi tujuan korporasi kalau bukan memanjakan user yang pada ujungnya adalah profit oriented. Mereka ingin  kita terus-menerus menggunakan layanannya dengan menyuguhkan apa yang kita sukai. Agar kita berlama-lama berada di dalam circle buatannya.
Jadi jelas. Alasannya untuk menjaga sistem pencetak uang mereka dalam kondisi terbaik.
Jadi buat teman-teman yang menjadi korban update algoritma, harap maklum ya. Lah wong platformnya punya dia. Tinggal pinter-pinter beradaptasi dan mengakali peluang yang ada.

Selain untuk tujuan komersil, Google tentu melakukan ini semua untuk memfasilitasi kebutuhan user dan publisher secara bersamaan. Di satu sisi, Google seolah memaksa publisher untuk berusaha lebih baik lagi dalam membuat konten untuk para user nya.
Dan di sisi user, pernahkah kita sadari, bedanya saat kita Googling beberapa tahun lalu dengan saat ini? 
Hasil pencarian yang disajikan Google saat ini lebih rapi, lebih berisi dan di deretan atas halaman pertama, kita disajikan dengan hasil pencarian yang berkualitas. Saat kita mencari sesuatu dengan keyword A, Kita tidak lagi diarahkan ke kumpulan web Auto Generate Content yang isinya hanya permainan kata membingungkan hasil artikel robotik.
Dan hasilnya. Kita tidak dapet apa-apa disana. Atau harus berusaha lebih dengan scrolling lebih banyak untuk menemukan hasil yang kita cari.
Sekarang di halaman pertama, Google hanya menampilkan situs kredible dan terpercaya untuk dikonsumsi dan dijadikan rujukan bagi para user yang berburu informasi. Inilah yang sebenarnya diinginkan google dari dulu.
Mereka tidak pernah main-main untuk urusan penyempurnaan sistem mereka untuk memuaskan penggunanya.
Dan berikut ini beberapa catatan dari aku pribadi  agar blog tahan banting dari update algoritma Google. Setidaknya nggak kena bredel. 

Gambar : Belajar Internet


1. Utamakan Kebutuhan User

Kesalahan umum para webmaster adalah melakukan segala upaya untuk membuat webnya terindeks dan punya posisi bagus di halaman pencarian Google.
Tapi menomor duakan penyajian solusi yang dicari user. Padahal Google sendiri menyarankan
"Put Your User First". 
Google bisa mendeteksi web yang kontennya disukai user, dengan membaca metrik time on site yang tinggi dan bounce rate yang rendah.
Jika user experience web bagus, maka otomatis Google akan menaikan peringkat web kita, karena dinilai berguna bagi banyak user.
Intinya, fokusmu adalah user, bukan mesin. Gak usah ribet-ribet mengejar agar dilirik oleh mesin tapi melupakan kalau target utamamu adalah manusia. Maksimalkan penggunaan mesin Google tapi jangan sampai web kita jadi robot juga.

2. Define Your Keyword

Cobalah untuk mengubah mindset Keyword Stuffing dengan Keyword Placing
Alih-alih memaksakan sejumlah keyword dalam konten, tempatkanlah keyword tersebut di tempat-tempat strategis. Seperti di permalink artikel, judul dan subheading. 

Definisikan keyword yang ditarget dan gunakan sewajarnya di 100 kata pertama dan terakhir artikel kita.
Ini akan membantu robot peramban Google mengenali konten kita membahas tentang apa. 
Ingat, Algoritma RankBrain Google adalah learning machine, sebuah artificial intelegent yang bisa mempelajari konteks artikel kita secara keseluruhan. 

3. Fokus Produksi konten yang SEO Minded

Setelah urusan keyword selesai. Fokusnya konten yang SEO-able.
Buat bahasan artikel dengan lengkap dan mendalam. 
Dan 70% lebih artikel dengan bahasan yang relatif panjang dan mendalam, memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan kontekstual link dari blog lain. Ini jenis natural back link yang sangat disukai algoritma Google. 
Artinya artikel blog kita bermanfaat dan dijadikan banyak rujukan oleh blogger lain.
User juga senang jika apa yang mereka cari terjawab dengan tulisan kita. Serta disajikan dengan menarik. 
Maka mereka akan betah berlama-lama membaca artikel hingga akhir. Dan ini bagus untuk menekan tingkat bounce rate. 
Ini sinyal buat Google bahwa web kita disukai user. Sekali lagi, ingat user experience yang baik, merupakan faktor penentu web kita terangking dengan baik.

4. Tingkatkan CTR

Jikapun web kita bisa tampil di halaman depan pencarian, ternyata kemungkinan untuk di klik user masih sekitar 70% saja. Bahkan lebih rendah kalau user sudah terlebih dahulu mendapatkan hasil yang memuaskan.
Tingkatkan kemungkinan tersebut dengan membuat judul arikel menarik yang relevan dengan kata kunci pencarian user.
Pelajari dengan baik, bagaimana cara membuat Meta Deskripsi yang mengundang klik. 
Biasanya kita hanya punya waktu kurang dari 10 detik untuk menarik perhatian klik dari user. 
Pastikan 10 detik berharga ini terwakilkan dengan isi Meta Deskripsi yang menarik, jelas, dan mewakili isi konten secara menyeluruh. Bukan hanya ringkasan, tapi juga buat user penasaran.

5. Pastikan desain web dan kontennya Reponsive dan Mobile Friendly

Pemberangusan blog yg non-responsive pada 2015 lalu, dikenal dengan istilah MobileGeddon. 
Web yang tidak suppport mobile device mengalami penurunan peringkat pencarian yang signifikan.
Google sangat konsen dengan isu mobile responsive ini, karena lebih dari 55% user mengakses informasi melalui perangkat mobile. 
Artinya kalo web kita tidak responsive, sudah dipastikan kita kehilangan lebih dari setengah potensi trafik. Selain mengalami penurunan peringkat karena dihajar algoritma Google.

6. Cek Inbond dan Outbond Link

Back link memang penting sebagai faktor penentu rangking blog. 
Tapi semua link ini harus terjamin kualitas nya. Banyak nya link tidak menjamin bagus loh. Kalo salah, malah jadi Toxic buat kelangsungan blog.
Lakukan link audit, untuk memastikan semua link yang masuk dan keluar blog kita adalah link yang sehat. Bukan spammy link dan over-optimized link. 
Google juga gencar memerangi jenis-jenis link seperti ini pada algoritma Penguin.
Kalo kita cermati update demi update, ada beberapa hal yang diperangi Google untuk membuat tampilan hasil pencarian nya semakin membaik. 


Berikut ini beberapa hal yang harus dihindari blogmu kebal terhadap update Google.

Google Safety Center



1. Plagiat atau Duplicated konten.

Google memang tidak bisa menentukan keaslian sebuah konten. Siapa yang pertama kali membuatnya. Tapi Google bisa mendeteksi siapa yang pertama kali menguploadnya (terindeks). Jika kita pengunggah kedua dan seterusnya, maka kontennya dianggap duplikat alias plagiat. 
Dan untuk ini tidak ada ampun. Web kita akan kena hukuman dengan turun nya skor rangking di SERP. Serta yang pasti artikel tersebut juga tidak akan terindeks dengan baik.
Pastikan cek plagiarisme artikelmu sebelum diposting di blog. 

2. Keyword Stuffing

Jangan memaksakan penulisan keyword yang berlebihan dalam sebuah artikel. 
Pengulangan keyword yang tidak wajar dapat terindikasi sebagai keyword stuffing dan Google tidak suka hal ini. 
Penalti nya adalah turun nya skor blog kita, hingga yang paling berat bisa deindex atau malah semua artikel masuk sandbox. 
Sandbox adalah sejenis "penjara" bagi blog. Sekali blog kita masuk kesitu, maka selama nya tidak lagi muncul di halaman pencarian.
Duh, jadi inget Drama Korea "Start Up" nih. 

3. Lack Content and Relevance

Istilah untuk menamakan konten yang seadanya. Biasanya pendek, isi nya hanya basa-basi, tidak menarik dan kurang relevan dengan kata kunci yang dibidiknya. 
Indikasi nya adalah tinggi nya Bounce Rate untuk konten semacam ini. Karena biasanya user langsung keluar setelah tidak mendapati apa yang mereka cari.

Ya iyalah, kalau bukan fans atau stalker kita, siapa yang mau berlama-lama membaca artikel yang isinya hanya curhatan ngalor-ngidul.

4. Spammy Link

Hindari cara lama dalam membangun backlink. Google sudah mampu mendeteksi backlink yang sengaja disimpan di link directory, atau web khusus menyimpan backlink (Link Farming). 

5. Shallow Blog

Blog dengan navigasi yang tidak tertata. Banyak ornamen yang tidak penting, plugin dan pernak-pernik yang membuat load speed sangat lambat. Ini biasanya blog hasil praktik mapel TIK.
Saat ini kecepatan load sebuah halaman, jadi rank factor penilaian Google.
Mungkin sebenarnya masih banyak hal yang jadi perhatian Google, tapi affogato pesananku keburu lumer kalau nggak diminum-minum dari tadi. Jadi, masih banyak yang belum tertuliskan di sini, tapi inti-intinya ya yang diatas itu tadi kok, yang lain paling hanya tambahan dan peningkatan saja.

Closing.
Sebaiknya tinggalkan cara lama dalam membuat konten blog. 
Dan mulai terapkanlah langkah dan metode pembuatan website Authority (Aku tidak tulis dulu tentang ini, aku sendiri belum rampung melakukannya).

Selama kita merancang website yang berorientasi user, membuat konten yang baik dan menerapkan kaidah yang SEO Minded seharusnya tidak ada yang kita khawatirkan dengan adanya update yang dilakukan Google.
Google update memang bencana bagi web yang dari awal dibuat asal-asalan, tanpa perencanaan konten dan dibuat hanya untuk sapi perah monetisasi.
Tapi bagi web yang sudah memiliki semua kriteria di atas, Google Update ini sangatlah konstruktif. 
Blog akan lebih profitable karena mendapatkan limpahan trafik tanpa henti meski jarang sekali diupdate.
Trust me!
Mudah-mudahan tulisan ini bisa sedikit membantu menjawab pertanyaan teman-teman, meskipun seadanya dan mohon maaf atas gaya tulisanku yang berantakan.

Oh ya.
Semua yang kutulis sifatnya hanya opini yang didapat dari analisa, perkiraan, prediksi dan pendapat.
Yang mana kebenarannya masih bisa kamu ragukan, dipertanyakan, didebat, bahkan dibantah.
Sekian dan terima kasih.