Tutorial Menjadi Remote Worker Yang Buruk Seperti Aku
Dengan keadaan yang berbeda, tiap orang harus menyikapinya secerdik mungkin. Mungkin kamu memiliki dukungan yang lebih, atau kalau tidak, coba deh list lagi support sistem yang sebenarnya kamu miliki namun nggak kamu sadari.
Perlu dicatat juga ketika kamu traveling, lingkungan akan berubah, kamu akan banyak butuh mengambil keputusan yang sehari-hari dirasa mudah kalau kamu di lingkungan yang sudah familiar. Tapi akan sangat berbeda di luar sana. Dari memikirkan tools dan gear yang dibawa, mendapatkan koneksi internet yang stabil, dan mencari space untuk bekerja yang kondusif.
Kemampuan apa yang harus diasah untuk bisa bekerja secara remote?
Pada dasarnya, hanya ada tiga kemampuan dasar yang harus diasah, tidak peduli apapun bidang kerjamu.
Empati dan komunikasi.
Ketika kamu punya empati, kamu akan paham cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah memastikan pesan diterima dengan benar, tidak cukup sekadar menyampaikan dengan cara yang menurutmu sudah oke. Empati membantumu untuk sekadar merasa di posisi orang lain yang kemudian membuatmu lebih bijak dalam berkomunikasi dengannya.
Memecahkan masalah.
Kamu akan memiliki keterbatasan bertanya dengan rekan kerja, tidak semudah menoleh dan bertanya “cuk ini gimana ya?”.
Memiliki kemampuan problem solving dan mencari jawaban secara mandiri akan sangat berharga. Apalagi di kondisi dan situasi yang tak menentu.
Disiplin
Yup, tanpa disiplin bisa apa?
Kamu bekerja tanpa pengawasan langsung, tanpa teman sekitar yang juga sedang bekerja, pokoknya atmosfirnya bukan untuk kerja dan kamu diharuskan kerja di situasi itu. Bukan sekali dua kali, tapi secara kontinyus dan situasinya akan selalu berbeda.
Bahasa
Ini bisa termasuk ke komunikasi sih. Bisa bahasa Indonesia yang baik secara verbal mungkin sudah umum namun kadang masih ada yang kurang bisa dalam penulisan, biasanya memang tidak ada masalah, tapi akan menjadi masalah jika penulisan itu adalah tulisan resmi. Nggak banget deh.
Bahasa Inggris juga perlu banget. Nggak perlu fasih sebenarnya. Yang penting maksudnya tersampaikan dengan baik. Tapi sebisa mungkin asah Inggris nonverbal, baik baca maupun tulis. Tidak usah perlu malu apalagi minder. Aku ini orang Tegal dan medhok, sampai-sampai ngomong Inggrispun aku mendok, aku nggak pernah malu, kenapa kamu harus malu.
Malu-maluin nggak bikin kamu mati kok.
Apa lagi yang harus disiapkan ?
Tempat bekerja yang stabil dan nyaman. Ini penting banget. Tiap orang beda preferensi memang, kamu bisa menentukan sendiri bagaimana nyamannya kamu. Koneksi internet yang dapat diandalkan juga vital bagi pekerja remote. Aku sendiri menggunakan provider Telkomsel dan XL sebagai backupnya. Kamu juga perlu untuk selalu membawa sejenis earphone. Kadang kamu harus terisolasi dari distraksi suara di sekitarmu, dan mereka juga aman dari gangguan suara dari devicemu. Ini juga berfungsi saat menelpon atau meeting agar hanya kamu yang mendengar. Perlu diingat juga, kadang ketika telinga kita tersumpal maka suara bicara kita akan lebih kencang, pahami hal ini dan coba rendahkan suaramu kalo nggak mau ditegur karena berisik.
Next, tentukan kemampuan apa yang dapat kamu tawarkan. Apakah kamu fokus di mobile development seperti Android atau iOS, Website, Copywriting, UI, Design, Data engineering, 3D, Arsitektur, dsb.
Kenali diri kamu, maka kamu akan mengenal Tuhanmu.
Kalau masih bingung, coba tanya ke diri sendiri dan mulai mengingat-ingat, teman-temanmu sering minta bantuan padamu untuk hal apa? Nah itulah keahlian kamu yang ada di mata mereka. Coba perdalam jika memang itu sesuai passion kamu.
Jangan lupa untuk menyiapkan portfolio untuk dipresentasikan. Update berkala. Upload hasil karya dan resume-mu secara online supaya dapat diakses dengan mudah. Jaga pula informasi yang terkandung di dalamnya, jangan pernah memuat informasi yang sifatnya terlalu pribadi seperti alamat rumahmu secara detail.
Portofoliomu bisa juga berupa kontribusi open source, Github repositories, portfolio design, mockup, tutorial youtube atau studi kasus di situs pribadimu. Kalau bisa buat landing page yang memuat informasi tentang itu semua untuk personal brandingmu.
Bagaimana cara untuk bisa di-notice dari perusahaan atau klien? Langkah pertama buatlah resume yang relevan.
Jangan pernah juga melakukan meng-copy paste satu surat lamaran dan kamu broadcast ke semua perusahaan. Apalagi lupa mengganti nama perusahaan atau justru meng-CC semua perusahaan di emailmu. Parah. Pokoknya jangan sampai kamu melakukan hal barbar ini meskipun masih banyak juga yang melakukannya.
Terakhir, urusi juga perihal gadget dan perangkat pendukung kerjamu. Jangan sampai hak nya terabaikan. Laptop jangan dipaksa kerja rodi, kalau sudah bau sangit kamu bisa apa, sedangkan file projectmu ada di dalamnya. Di setiap hasil project, sisihkan uang untuk perbaikan senjata kerja, belilah yang tahan lama, tidak mesti baru. Bersihkan juga device yang ada, jangan keliatan kumel di depan orang. Apalagi klien.
Lalu coba bergabunglah dengan komunitas lokal dan hadiri banyak kopdar untuk memperluas circle, berkenalan dengan teman-teman developer dan startup.
Main-main ke coworking space ketika senggang. Jangan cuma main, bersosialiasilah dengan orang yang ada tapi jangan sampai mengganggu keseriusan mereka bekerja. Karena relasi pribadi akan lebih banyak membantu mendapatkan klien atau pekerjaan jarak jauh di perusahaan lokal. Namun harus tetap pada tujuanmu yaitu membangun reputasi dan trust.
Jangan sampai kehilangan trust itu!

Posting Komentar