Mengenal Bahasa Kawi, Bahasanya Sastrawan Jawa
![]() |
Media Indonesia |
Cangkeman.net - Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagai negara yang terdiri dari bermacam-macam suku, Indonesia memiliki ribuan bahasa. Bahasa-bahasa ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Salah satunya adalah Bahasa Kawi. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang mengenal ‘Bahasa Kawi’ secara spesifik. Seringkali Bahasa Kawi dianggap sebagai nama lain dari Bahasa Jawa Kuno. Tapi, apa benar begitu? Supaya nggak terjadi kesalahpahaman antara Bahasa Kawi dan Bahasa Jawa Kuno, yuk mengenal lebih jauh tentang Bahasa Kawi melalui penjelasan berikut!
Kata ‘kawi’ itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu ‘kavya’ yang berarti puisi atau syair. Dari sini, ‘kawi’ dapat diartikan sebagai penyair, atau bahasa syair. Seorang penyair atau pengarang disebut dengan sang Kawi, sedangkan karya sastra hasil ciptaan sang Kawi dinamakan kakawin.
Bahasa Kawi seringkali dianggap sebagai nama lain dari Bahasa Jawa Kuno, padahal keduanya memiliki perbedaan. Bahasa Kawi bukanlah Bahasa Jawa Kuno murni, karena telah mendapat pengaruh dari Bahasa Sanskerta. Singkatnya sih, Bahasa Kawi adalah istilah untuk menyebut Bahasa Jawa Kuno yang dipengaruhi oleh Bahasa Sanskerta. Pada penggunaannya, yang membedakan Bahasa Jawa Kuno dengan Bahasa Kawi adalah Jawa Kuno merupakan bahasa masyarakat sehari-hari, sedangkan Bahasa Kawi hanya digunakan dalam kesusastraan. Nah, sebagai bahasa kesusastraan, tentu saja Bahasa Kawi memiliki banyak kosakata indah dan berbeda dari bahasa Jawa Kuno yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat. Beberapa kosakata bahasa Kawi diantaranya adalah agni yang berarti api, panca yang artinya lima, tirta yang berarti air, bayu yang artinya angin, kartika berarti bintang, jenar artinya kuning, cakra berarti roda, chandra berarti rembulan, dan masih banyak lagi. Dari sini dapat dikatakan bahwa Bahasa Kawi hanyalah bagian dari Bahasa Jawa Kuno.
Bahasa Kawi tentunya umum dipakai selama periode kerajaan Hindu-Buddha di Jawa seperti halnya Jawa Kuno, karena bahasa sastra tersebut masih termasuk bagian dari Bahasa Jawa Kuno. Menurut sejarah, Prasasti Sukabumi menjadi prasasti tertua yang memakai aksara berbahasa Kawi. Prasasti tersebut ditulis pada tahun 804 Masehi dan menjadi awal mula penggunaan Bahasa Kawi dan Bahasa Jawa Kuno.
Saat ini, Bahasa Kawi belum sepenuhnya punah, meskipun sudah jarang digunakan. Di masa sekarang, Bahasa Kawi masih banyak dipakai dalam pagelaran wayang, ketoprak dan juga acara pernikahan dengan adat Jawa. Bagi masyarakat modern, kosakata Kawi yang indah seringkali juga digunakan sebagai nama anak, nama brand produk, nama bangunan, dan lain sebagainya.
Itulah sedikit penjelasan mengenai Bahasa Kawi. Meskipun di masa sekarang ini sudah jarang dipakai, tapi nggak ada salahnya kita tetap mempelajarinya agar bahasa tersebut tidak sepenuhnya punah. Apalagi Bahasa Kawi termasuk bahasa sastra yang punya banyak kosa kata indah. Sayang banget kan kalau punah begitu aja?

Posting Komentar