Perkara Naik Motor Pakai Sandal Jepit

suara.com

Cangkeman.net - Pihak kepolisian menghimbau agar para pemotor tidak lagi menggunakan sandal jepit sebagai perlengkapan berkendara. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk mengurangi kecelakaan yang bisa menimpa para pemotor karena sandal jepit dianggap terlalu licin dan bisa terjadi selip pada pengendara motor. Mohon maaf, izinkan saya mengajukan pertanyaan, berapa persenkah angka kecelakaan para pemotor yang disebabkan oleh sandal jepit?

Bagi saya, sandal jepit adalah produk yang benar-benar luar biasa. Dari saya kecil hingga sekarang yang sudah tidak kecil lagi bahkan sudah memiliki anak kecil, produk alas kaki ini masih bertahan bahkan sukses tanpa melakukan inovasi-inovasi sebagaimana pakem ilmu ekonomi yang kita pelajari dahulu baik di kursi kuliah maupun sekolah semasa ABG. Ketika produk Nokia dan Kodak harus tenggelam karena tidak melakukan inovasi produk dalam pertarungan bisnis, sandal jepit tidak seperti itu, tanpa inovasi dan tanpa iklan di TV mereka tetap sukses dan berjaya. Kini sandal jepit menjadi pembahasan alot antara warganet dan pihak kepolisian, sama alotnya dengan bahan baku sandal jepit itu sendiri.

Kaum penganut easy going seperti saya, tentu saja akan sangat terganggu dengan aturan ini, karena setiap akan berkendara tidak lagi mudah. Bayangkan, saya dan orang-orang seperti saya yang bukan pekerja kantoran harus ber-ribet ria memakai sepatu yang sebelumnya harus dilapisi kaos kaki terlebih dahulu agar kaki terasa nyaman, aman, sehat dan sentosa dalam berkendara demi menghindari sanksi tilang.

Akhirnya saya jadi berburuk sangka, jangan-jangan pihak kepolisian sudah melakukan join bisnis dengan para pemilik pabrik sepatu sehingga angka pembelian sepatu akan melesat tinggi setelah adanya himbauan untuk memakai sepatu. Atau kepolisian memang sangat iri dengan kaum simpel yang tak harus menggunakan sepatu saat beraktivitas, karena mereka harus memakai sepatu setiap kali menjalankan waktu tugasnya baik di indoor ataupun outdoor sehingga mengajak untuk ribet berjamaah kepada semua orang? Tidakkah terpikirkan efek lain serta imbasnya? misalnya para pedagang sepatu akan memanfaatkan momen setiap operasi razia dengan berjualan di sekitaran lokasi dengan pangsa pasarnya adalah mereka yang membawa motor tapi tidak memakai sepatu. Tentunya itu akan menambah pekerjaan Satpol-PP untuk menertibkan para pedagang tersebut karena berjualan di lokasi yang tidak seharusnya.

Saya adalah warga negara yang taat hukum, karena itu saya selalu menggunakan helm dan membawa surat-surat lengkap setiap berkendara, bahkan disaat saya hanya membeli sesuatu ke toko matrial Berkah Abadi (entah kenapa kebanyakan nama toko matrial selalu diawali kata “BERKAH”?) yang letaknya tidak jauh dari rumah dan sedikit melewati jalan raya. Tetapi jika harus ditambahi dengan memakai sepatu hanya untuk ke matrial dengan atasan kaos singlet dan bawahan celana pendek selutut, saya khawatir akan disebut penjahat oleh kaum pemerhati mode karena dianggap sangat tidak matching.

Belum lagi urusan berangkat jumatan, banyak yang menggunakan motor untuk melakukan ibadah yang satu ini, haruskah menggunakan sepatu yang dikombinasikan dengan sarung? Bagaimana jika hilang sementara harga sepatu tidak semurah sandal jepit. Bagi saya, dan saya yakin banyak yang setuju dengan pendapat ini, sandal jepit adalah produk yang membuat nyaman di kaki, ramah di kantong dan tenang di hati. Itu terbukti setiap berangkat ke masjid untuk sholat Jumat, sholat saya selalu khusyu karena tidak ada rasa khawatir kehilangan di manapun benda itu saya taruh. Tak ada yang pernah berminat untuk mencuri sandal jepit, terlebih lagi yang sudah usang dan level ketebalannya sudah sangat memprihatinkan, jika memang ada yang mencuri, saya tetap tidak rugi banyak kecuali hanya sedikit merasa kehilangan saja karena alasan sentimentil ataupun nilai sejarah.

Daripada mengurusi sandal jepit, mengapa tidak lebih fokus ke masalah yang lebih berat dan mengganggu publik. Knalpot bising misalnya. Atau urusan balap liar yang sampai saat ini masih menjamur dan belum ditemukan formula ampuh untuk memberantasnya agar tidak tumbuh lagi. Angka kecelakaan lebih banyak disumbang oleh kegiatan-kegiatan ilegal seperti itu.

Jika kepolisian memang tetap kukuh dengan urusan sandal jepit ini, izinkan saya memberi usul agar peraturan penggunaan sepatu saat berkendara motor diberikan standar jarak tempuh. Misalnya untuk jarak berpuluh-puluh kilometer, terapkan untuk menggunakan sepatu, selain sudah patuh pada himbauan kepolisian, kaki pemotor tidak akan kedinginan terkena angin jalan atau bagi mereka yang mengunjungi calon yang berjarak jauh, kaki akan tetap bersih tidak diselimuti debu ketika si pemotor berhadapan dengan calon mertua. Jika jarak dekat, biarlah sandal jepit tetap menjadi aksesoris andalan kami yang tidak suka ribet-ribet, karena memakai sepatu terlebih dahulu hanya untuk membeli air galon isi ulang itu sedikit menyulitkan dan banyak waktu terbuang.


Latatu Nandemar
Anak baik yang tidak suka keramaian