Coto: Makanan wajib dicoba Saat Mengunjungi Makassar
![]() |
Asian Food Network |
Penulis: Natacia Mujahidah
Editor: Asri Candra Wanodya
Cangkeman.net - Sering kali saat mengunjungi suatu daerah, hal pertama yang terlintas di benak pelancong adalah makanan khas daerah tersebut. Mengunjungi suatu daerah tanpa mencicipi makanan khas dari daerah tersebut rasanya seperti sayur tanpa garam, aku tanpa kamu, yah belum lengkap aja gitu.
Makanya makanan khas suatu daerah menjadi salah satu hal yang krusial keberadaannya karena menjadi ikon tersendiri untuk suatu daerah. Tak jarang suatu daerah bahkan menjadi terkenal karena cita rasa dari makanan khas daerahnya.
Sebut saja Palembang, terkenal dengan empek-empek Palembangnya yang begitu khas dengan berbagai bentuk dan rasa ikan tenggirinya. Yogyakarta dengan gudegnya, Papua dengan papedanya, Manado dengan bubur Manadonya, Lamongan dengan pecel lele dan soto Lamongannya, Makassar dengan coto Makassarnya dan masih banyak lagi.
Tentu saja pada tulisan ini saya tidak akan mereview semua makanan khas daerah tersebut dalam satu waktu. Saya hanya akan membahas tentang coto Makassar yang merupakan makanan khas dari kota kelahiran saya. Sebutannya coto Makassar ingat yah pakai C bukan S, sekedar informasi sangat banyak orang luar Sulawesi terutama teman-teman saya di daerah Jawa yang keliru dengan penyebutan coto menjadi soto.
Saya bisa memaklumi hal ini karena sehari-hari yang mereka jumpai untuk sarapan adalah soto, jadi mungkin di benak mereka mengira bahwa coto dan soto adalah dua hal yang sama hanya berbeda warna kuah saja seperti kuah pada soto Lamongan yang berwarna kuning rempah dan soto boyolali yang agak kecoklatan bening.
Faktanya, coto dan soto adalah dua makanan khas yang jauh berbeda selain dari isian daging sapinya, jenis rempah yang digunakan untuk membuat kuahnya pun berbeda bahkan cara makannya juga berbeda. Kuah coto Makassar ini berwarna putih pucat agak kecoklatan yang dilengkapi dengan daun bawang dan bawang goreng.
Coto memiliki kuah yang kental dan kaya akan rempah-rempah, yang konon katanya terdapat sekitar 40 jenis rempah didalam komposisinya. Biasanya coto di hidangkan dengan menggunakan mangkok kecil dengan ketupat sebagai pelengkapnya. Di atas meja di seluruh warung coto di Makassar biasa disediakan jeruk nipis, sambel, kecap dan garam sebagai pelengkap cita rasanya. Jadi kita dapat meracik sendiri sesuai selera.
Saat mengunjungi Makassar, coto menjadi makanan pertama wajib untuk dicoba. Di Makassar sendiri sangat banyak warung-warung yang menyediakan coto Makassar jadi para pelancong tidak akan kesusahan mencari hidangan coto. Tentunya dengan harga yang ramah di kantong.
Pada umumnya seporsi coto Makassar dibandrol dengan harga Rp12.000 dan ketupat seharga Rp1.000 per ketupat. Ada juga warung yang membandrol dengan harga Rp15.000 tapi sudah gratis ketupat sepuasnya. Semuanya tergantung bagaimana kebijakan warung masing-masing. Jangan lupa mencoba coto saat kamu berkunjung ke Makassar.
Cangkeman.net - Sering kali saat mengunjungi suatu daerah, hal pertama yang terlintas di benak pelancong adalah makanan khas daerah tersebut. Mengunjungi suatu daerah tanpa mencicipi makanan khas dari daerah tersebut rasanya seperti sayur tanpa garam, aku tanpa kamu, yah belum lengkap aja gitu.
Makanya makanan khas suatu daerah menjadi salah satu hal yang krusial keberadaannya karena menjadi ikon tersendiri untuk suatu daerah. Tak jarang suatu daerah bahkan menjadi terkenal karena cita rasa dari makanan khas daerahnya.
Sebut saja Palembang, terkenal dengan empek-empek Palembangnya yang begitu khas dengan berbagai bentuk dan rasa ikan tenggirinya. Yogyakarta dengan gudegnya, Papua dengan papedanya, Manado dengan bubur Manadonya, Lamongan dengan pecel lele dan soto Lamongannya, Makassar dengan coto Makassarnya dan masih banyak lagi.
Tentu saja pada tulisan ini saya tidak akan mereview semua makanan khas daerah tersebut dalam satu waktu. Saya hanya akan membahas tentang coto Makassar yang merupakan makanan khas dari kota kelahiran saya. Sebutannya coto Makassar ingat yah pakai C bukan S, sekedar informasi sangat banyak orang luar Sulawesi terutama teman-teman saya di daerah Jawa yang keliru dengan penyebutan coto menjadi soto.
Saya bisa memaklumi hal ini karena sehari-hari yang mereka jumpai untuk sarapan adalah soto, jadi mungkin di benak mereka mengira bahwa coto dan soto adalah dua hal yang sama hanya berbeda warna kuah saja seperti kuah pada soto Lamongan yang berwarna kuning rempah dan soto boyolali yang agak kecoklatan bening.
Faktanya, coto dan soto adalah dua makanan khas yang jauh berbeda selain dari isian daging sapinya, jenis rempah yang digunakan untuk membuat kuahnya pun berbeda bahkan cara makannya juga berbeda. Kuah coto Makassar ini berwarna putih pucat agak kecoklatan yang dilengkapi dengan daun bawang dan bawang goreng.
Coto memiliki kuah yang kental dan kaya akan rempah-rempah, yang konon katanya terdapat sekitar 40 jenis rempah didalam komposisinya. Biasanya coto di hidangkan dengan menggunakan mangkok kecil dengan ketupat sebagai pelengkapnya. Di atas meja di seluruh warung coto di Makassar biasa disediakan jeruk nipis, sambel, kecap dan garam sebagai pelengkap cita rasanya. Jadi kita dapat meracik sendiri sesuai selera.
Saat mengunjungi Makassar, coto menjadi makanan pertama wajib untuk dicoba. Di Makassar sendiri sangat banyak warung-warung yang menyediakan coto Makassar jadi para pelancong tidak akan kesusahan mencari hidangan coto. Tentunya dengan harga yang ramah di kantong.
Pada umumnya seporsi coto Makassar dibandrol dengan harga Rp12.000 dan ketupat seharga Rp1.000 per ketupat. Ada juga warung yang membandrol dengan harga Rp15.000 tapi sudah gratis ketupat sepuasnya. Semuanya tergantung bagaimana kebijakan warung masing-masing. Jangan lupa mencoba coto saat kamu berkunjung ke Makassar.

Posting Komentar