Pilih Baca Buku atau Baca Ebook?
1
![]() |
Perfecto Capucine |
Penulis: Nurul Fatin Sazanah
Editor: Fatio Nurul Efendi
Cangkeman.net - Belakangan, di salah satu base literasi di twitter yang aku ikuti, ada banyak orang yang numpang menjual buku-buku koleksinya atau biasa disebut pre-loved. Alasan mereka menjual buku tersebut dikarenakan mulai beralih ke buku digital.
Di era modern ini, teknologi memang berkembang semakin pesat. Berkat kecanggihan teknologi, buku nggak cuma hadir dalam bentuk cetak berupa lembaran kertas, tetapi kini juga ada buku dengan format digital atau e-book. Cukup dengan memanfaatkan gadget aja, kita bisa mengakses banyak buku digital, baik buku fiksi, non-fiksi, majalah, koran, bahkan hingga komik. Menyikapi hal ini, ada banyak orang yang memutuskan beralih ke buku digital dengan berbagai pertimbangan. Tapi nggak sedikit juga yang masih bertahan dengan buku fisik karena alasan tertentu. Menurutku, sebagai penikmat buku fisik yang juga sering mengakses buku digital, kedua format buku tersebut memiliki daya tariknya masing-masing.
Buku digital dengan segala kemudahannya
Akses buku digital saat ini semakin beragam. Sudah banyak website dan aplikasi penyedia buku digital yang dikembangkan, seperti Karyakarsa, Storial.co, Google Play Books dan Gramedia Digital.
Bahkan, juga ada perpustakaan-perpustakaan digital seperti iPusnas, Eperpusdikbud, dan sejenisnya yang bisa diakses dengan mudah melalui gadget. Perpustakaan digital ini menjadi solusi kalau yang ingin membaca buku digital secara gratis. Meski tidak selengkap perpustakaan konvensional, namun buku-buku di perpustakaan digital sudah sangat beragam jenisnya.
Nggak cuma aplikasi dan website aja, sekarang juga terdapat perangkat e-reader, yaitu perangkat elektronik berupa tablet yang digunakan untuk mengakses dan membaca buku digital. Beberapa perangkat e-reader yang cukup populer antara lain Kindle, Nook, dan Kobo.
Perangkat e-reader memiliki perbedaan dari tablet pada umumnya, yaitu nggak bisa digunakan untuk berselancar di media sosial, menonton video dan lain-lain layaknya tablet biasa karena tujuan diciptakannya perangkat ini hanyalah untuk membaca e-book. Meski begitu, sebagai media yang dikhususkan untuk kegiatan membaca buku, perangkat e-reader memiliki keunggulan yang sangat bermanfaat bagi pembaca buku digital, yakni berupa teknologi e-ink display. Teknologi e-ink display pada perangkat ini membuat tampilan layarnya menyerupai kertas asli dengan pencahayaan yang nyaman untuk mata, sehingga tidak membuat mata cepat lelah saat membaca e-book dalam waktu yang lama.
Jika dilihat dari harganya, umumnya buku digital memiliki harga yang lebih terjangkau dibanding buku fisik. Hal ini dikarenakan buku fisik membutuhkan kertas, tinta, dan harus melalui proses percetakan terlebih dahulu sebelum dijual, sedangkan buku digital tidak memerlukan hal tersebut. Selain harganya lebih murah, di beberapa layanan penyedia buku digital biasanya terdapat pula banyak diskon.
Buku digital juga nggak memerlukan perawatan khusus layaknya buku fisik. Lebih lanjut, buku digital cocok untuk orang yang tidak memiliki banyak space di rumahnya, karena untuk menampung buku berformat digital hanya perlu satu gadget, nggak butuh rak buku, apalagi ruangan khusus.
Dari sini dapat dilihat kalau membaca buku digital itu lebih mudah dan praktis daripada buku fisik. Buku digital lebih mudah dibawa ke mana-mana. Cukup dengan satu device aja, baik itu perangkat e-reader maupun smartphone udah berasa bawa satu perpustakaan karena bisa menampung banyak judul buku. Nggak harus ribet bawa-bawa buku fisik yang tebal dan berat.
Cangkeman.net - Belakangan, di salah satu base literasi di twitter yang aku ikuti, ada banyak orang yang numpang menjual buku-buku koleksinya atau biasa disebut pre-loved. Alasan mereka menjual buku tersebut dikarenakan mulai beralih ke buku digital.
Di era modern ini, teknologi memang berkembang semakin pesat. Berkat kecanggihan teknologi, buku nggak cuma hadir dalam bentuk cetak berupa lembaran kertas, tetapi kini juga ada buku dengan format digital atau e-book. Cukup dengan memanfaatkan gadget aja, kita bisa mengakses banyak buku digital, baik buku fiksi, non-fiksi, majalah, koran, bahkan hingga komik. Menyikapi hal ini, ada banyak orang yang memutuskan beralih ke buku digital dengan berbagai pertimbangan. Tapi nggak sedikit juga yang masih bertahan dengan buku fisik karena alasan tertentu. Menurutku, sebagai penikmat buku fisik yang juga sering mengakses buku digital, kedua format buku tersebut memiliki daya tariknya masing-masing.
Buku digital dengan segala kemudahannya
Akses buku digital saat ini semakin beragam. Sudah banyak website dan aplikasi penyedia buku digital yang dikembangkan, seperti Karyakarsa, Storial.co, Google Play Books dan Gramedia Digital.
Bahkan, juga ada perpustakaan-perpustakaan digital seperti iPusnas, Eperpusdikbud, dan sejenisnya yang bisa diakses dengan mudah melalui gadget. Perpustakaan digital ini menjadi solusi kalau yang ingin membaca buku digital secara gratis. Meski tidak selengkap perpustakaan konvensional, namun buku-buku di perpustakaan digital sudah sangat beragam jenisnya.
Nggak cuma aplikasi dan website aja, sekarang juga terdapat perangkat e-reader, yaitu perangkat elektronik berupa tablet yang digunakan untuk mengakses dan membaca buku digital. Beberapa perangkat e-reader yang cukup populer antara lain Kindle, Nook, dan Kobo.
Perangkat e-reader memiliki perbedaan dari tablet pada umumnya, yaitu nggak bisa digunakan untuk berselancar di media sosial, menonton video dan lain-lain layaknya tablet biasa karena tujuan diciptakannya perangkat ini hanyalah untuk membaca e-book. Meski begitu, sebagai media yang dikhususkan untuk kegiatan membaca buku, perangkat e-reader memiliki keunggulan yang sangat bermanfaat bagi pembaca buku digital, yakni berupa teknologi e-ink display. Teknologi e-ink display pada perangkat ini membuat tampilan layarnya menyerupai kertas asli dengan pencahayaan yang nyaman untuk mata, sehingga tidak membuat mata cepat lelah saat membaca e-book dalam waktu yang lama.
Jika dilihat dari harganya, umumnya buku digital memiliki harga yang lebih terjangkau dibanding buku fisik. Hal ini dikarenakan buku fisik membutuhkan kertas, tinta, dan harus melalui proses percetakan terlebih dahulu sebelum dijual, sedangkan buku digital tidak memerlukan hal tersebut. Selain harganya lebih murah, di beberapa layanan penyedia buku digital biasanya terdapat pula banyak diskon.
Buku digital juga nggak memerlukan perawatan khusus layaknya buku fisik. Lebih lanjut, buku digital cocok untuk orang yang tidak memiliki banyak space di rumahnya, karena untuk menampung buku berformat digital hanya perlu satu gadget, nggak butuh rak buku, apalagi ruangan khusus.
Dari sini dapat dilihat kalau membaca buku digital itu lebih mudah dan praktis daripada buku fisik. Buku digital lebih mudah dibawa ke mana-mana. Cukup dengan satu device aja, baik itu perangkat e-reader maupun smartphone udah berasa bawa satu perpustakaan karena bisa menampung banyak judul buku. Nggak harus ribet bawa-bawa buku fisik yang tebal dan berat.
Buku fisik dan sensasinya yang khas
Buku digital memang memiliki banyak keunggulan dibanding buku fisik. Namun, bukan berarti buku fisik bisa diremehkan begitu aja. Buku fisik memiliki keistimewaan tersendiri yang membuat para pecinta buku masih setia bertahan pada format ini dibanding beralih pada buku digital.
Biar bagaimana pun, buku fisik tetap lebih nyaman untuk mata daripada e-book atau buku digital. Meskipun sudah ada perangkat e-reader seperti Kindle, Kobo, dan sejenisnya yang didesain khusus agar mata penggunanya tidak cepat lelah, tapi nggak semua orang bisa membeli perangkat elektronik tersebut. Kebanyakan tetap menggunakan smartphone yang dipakai sehari-hari untuk mengakses buku digital. Maka dari itu, untuk kenyamanan mata, buku fisik tetap lebih unggul.
Selain itu, ada pula hal menarik yang hanya bisa didapat dari membaca buku fisik, yaitu aromanya. Buku berwujud lembaran kertas asli memiliki aroma yang khas. Sebagian besar orang yang hobi baca buku pastinya menyukai aroma ini. Menurut para Book Sniffer (istilah untuk menyebut orang-orang yang suka dengan aroma buku), lembaran kertas pada buku memiliki aroma unik yang menenangkan dan membuat nyaman. Nah, tentu aja aroma khas kertas ini cuma bisa didapat dari buku fisik. Meskipun tampilan buku digital ada yang menyerupai lembaran kertas asli, tetapi mereka tetap nggak bisa menghasilkan aroma khas buku layaknya buku fisik.
Nggak hanya itu, sensasi menyentuh dan membalik lembaran kertas juga menjadi pengalaman istimewa yang hanya bisa didapat dari buku fisik. Mungkin sedikit aneh, tapi memang ada sebagian orang yang menganggap bahwa menyentuh dan merasakan tekstur kertas sebagai hal yang menyenangkan. Bahkan, suara gesekan antar lembaran kertas buku yang dibalik juga dianggap bisa membuat rileks dan memberi ketenangan. Lagi-lagi, hal ini menjadi sesuatu yang nggak bisa didapat dari buku berformat digital.
So, gimana nih, kamu lebih suka baca buku digital atau buku fisik? Kalau menurutku, buku digital adalah pilihan tepat untuk orang hobi baca yang sering bepergian karena lebih praktis. Sedangkan buku fisik adalah yang terbaik untuk para pecinta buku yang lebih senang melihat buku koleksinya berjajar di rak. Meski begitu, format buku apapun, baik buku fisik maupun buku digital sebenarnya tidak menjadi masalah. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Daripada meributkan buku fisik atau digital, yang lebih penting adalah hobi membaca yang harus tetap dipertahankan. Jangan malas baca buku!
Biar bagaimana pun, buku fisik tetap lebih nyaman untuk mata daripada e-book atau buku digital. Meskipun sudah ada perangkat e-reader seperti Kindle, Kobo, dan sejenisnya yang didesain khusus agar mata penggunanya tidak cepat lelah, tapi nggak semua orang bisa membeli perangkat elektronik tersebut. Kebanyakan tetap menggunakan smartphone yang dipakai sehari-hari untuk mengakses buku digital. Maka dari itu, untuk kenyamanan mata, buku fisik tetap lebih unggul.
Selain itu, ada pula hal menarik yang hanya bisa didapat dari membaca buku fisik, yaitu aromanya. Buku berwujud lembaran kertas asli memiliki aroma yang khas. Sebagian besar orang yang hobi baca buku pastinya menyukai aroma ini. Menurut para Book Sniffer (istilah untuk menyebut orang-orang yang suka dengan aroma buku), lembaran kertas pada buku memiliki aroma unik yang menenangkan dan membuat nyaman. Nah, tentu aja aroma khas kertas ini cuma bisa didapat dari buku fisik. Meskipun tampilan buku digital ada yang menyerupai lembaran kertas asli, tetapi mereka tetap nggak bisa menghasilkan aroma khas buku layaknya buku fisik.
Nggak hanya itu, sensasi menyentuh dan membalik lembaran kertas juga menjadi pengalaman istimewa yang hanya bisa didapat dari buku fisik. Mungkin sedikit aneh, tapi memang ada sebagian orang yang menganggap bahwa menyentuh dan merasakan tekstur kertas sebagai hal yang menyenangkan. Bahkan, suara gesekan antar lembaran kertas buku yang dibalik juga dianggap bisa membuat rileks dan memberi ketenangan. Lagi-lagi, hal ini menjadi sesuatu yang nggak bisa didapat dari buku berformat digital.
So, gimana nih, kamu lebih suka baca buku digital atau buku fisik? Kalau menurutku, buku digital adalah pilihan tepat untuk orang hobi baca yang sering bepergian karena lebih praktis. Sedangkan buku fisik adalah yang terbaik untuk para pecinta buku yang lebih senang melihat buku koleksinya berjajar di rak. Meski begitu, format buku apapun, baik buku fisik maupun buku digital sebenarnya tidak menjadi masalah. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Daripada meributkan buku fisik atau digital, yang lebih penting adalah hobi membaca yang harus tetap dipertahankan. Jangan malas baca buku!
