Persib vs Persija: Kemenangan Untuk Sepak Bola Indonesia

Simamaung

Penulis:            Fauzan Ibn Hasby
Editor:              Fatio Nurul Efendi

Cangkeman.net - Sebuah pertandingan big match di pekan ke 11 BRI Liga 1 telah selesai dilaksanakan. Laga tersebut dihelat di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, pada pukul 15:30 WIB. Pertandingan ini juga merupakan laga yang sempat ditunda oleh pihak liga karena satu dan lain hal.

Pertandingan klasik ini merupakan pertandingan besar yang banyak mengundang mata tertuju pada pertandingan ini. Itu sebabnya, pertandingan ini dijuluki sebagai El Klasiko-nya Indonesia. Tak hanya itu, pertandingan antara Persib dan Persija pasti selalu menyajikan pertandingan seru dengan tensi panas dan tempo pertandingan yang cepat. Maka tak aneh, rivalitas kuat yang tercipta tersebut biasanya menyulut perkelahian atau perseteruan di dalam atau pun di luar lapangan.
 
Pertandingan yang digelar di GBLA tersebut memberikan sebuah hasil kemenangan tipis bagi tim tuan rumah, yakni Persib Bandung. Skor akhir dari pertandingan ini adalah 1-0 berkat sebuah gol semata wayang yang dicetak pemain asal Brazil, Ciro Alves.
 
Terlepas dari hasil akhir dan skor kemenangan yang tipis pada pertanidngan tersebut, nyatanya dapat kita simpulkan bahwa setelah pertandingan selesai tak hanya Persib atau Bobotoh saja yang merasakan bahwa pihak mereka menang. Lebih dari itu, justru banyak pihak, banyak elemen-elemen penting, serta unsur-unsur penting yang juga dapat dinyatakan telah mendapatkan kemenangan pasca pertandingan tersebut.

1. Dua klub yang bertanding
Meski pada kenyataannya sebuah hasil dari sebuah laga adalah melihat skor akhir. Namun pada pertandingan ini kita akan sedikit menelisik dan melihat sebuah perbedaan. Laga El Klasiko ini nyatanya tak hanya dimenangkan oleh Persib saja sebagai tim tuan rumah yang berhasil meraup poin penuh.
 
Dalam hal ini, Persija sebagai tim tamu juga sebenarnya dapat dinyatakan menang pasca pertandingan ini. Sebab baik Persib maupun Persija telah berhasil memperlihatkan kelasnya pada publik sepak bola tanah air, bahwa mereka adalah dua klub besar papan atas yang dimiliki Liga 1.
 
Mengapa demikian? Karena kedua tim pada musim ini telah melakukan evaluasi yang cukup berhasil, melakukan progresifitas yang baik untuk membuat mereka selalu layak disebut raksasa Liga 1. Setelah mendapatkan hasil kurang baik di musim lalu, kedua tim raksasa itu kini telah membuktikan bahwa mereka kembali serius membangun tim. Hal itu dibuktikan dengan pembelian pemain yang tepat, serta pembelian pelatih yang juga berada pada level kelas dunia. Hal inilah yang kemudian mendorong adanya hasil baik bagi keduanya. Sehingga sampai pada pertengahan musim ini, keduanya sama-sama tengah masuk pada jalur perebutan juara (tak hanya bercokol di papan tengah).
 
Berkat hal itu pula, Maung Bandung atau pun Macan Kemayoran telah sama-sama membangun citra baik bagi kemajuan liga. Sebab biasanya, salah satu yang akan dilihat sebagai penentu kualitas liga adalah tim-tim besar yang ada di dalamnya. Artinya, kedua tim ini telah berhasil menang untuk kembali memberikan kepercayaan kepada seluruh mata pecinta sepak bola bahwa liga Indonesia benar-benar memiliki dua tim raksasa yang tak hanya dielu-elukan melalui sejarah dan kuantitas fans-nya saja. Lebih dari itu, mereka memberikan bukti sebagai tim yang terus bermain apik di liga.

Hal ini juga mendorong sebuah manfaat yang baik bagi kemajuan sepak bola di Indonesia. Sebab berangkat dari tim raksasanya yang terus membaik, akan melahirkan banyak pemain berkelas pula. Itu nantinya akan mendorong atau membantu Indonesia untuk memiliki banyak opsi pemain untuk memperkuat tim nasionalnya. Seperti yang telah dilakukan Spanyol bersama Barcelona dan Real Madrid di Piala Dunia 2010 misalnya.

Jadi, dari pertandingan kemarin, baik Persib maupun Persija sama-sama menang. Menang dalam artian kembali masuk pada jalur upaya untuk tak hanya membuat klub juara, tapi juga membantu memperbaiki kualitas liga dan para pemain di dalamnya.

2. Bagi para pemain
Kemenangan nyatanya tak hanya datang bagi para pemain Persib Bandung yang berhasil menang tipis atas Persija kemarin sore. Justru kemenangan ini adalah kemenangan bagi seluruh pemain yang bermain pada pertandingan tersebut. Sebab dari semua pemain yang diturunkan, nyaris tak ada satupun pemain yang bermain buruk ala-ala khas pemain Indonesia pada umumnya.

Pertandingan yang bertajuk El Klasiko ini pasti akan selalu menyajikan ketegangan di dalam lapangan. Maka begitu pula dengan pertandingan kemarin sore. Tensi tinggi dengan tempo cepat dari kedua tim benar berjalan dengan baik. Bahkan dapat dikatakan, merupakan sebuah laga kelas dunia. Sebab permainan yang disajikan begitu atraktif, taktikal, dan berada dalam tempo yang cepat. Sehingga siapapun yang melihat pasti akan tersihir, karena merasa begitu menyenangkan melihat pertandingan di liga Indonesia yang tak banyak dihiasi oleh gulang-guling para pemainnya yang mengulur waktu.

3. Bagi para supporter
Sebagai pertandingan kelas besar dengan tajuk El Klasiko yang biasanya berakhir kerusuhan, pertandingan kemarin sore adalah lagi-lagi sebuah kemenangan. Ya, tak hanya kemenangan bagi Persib atau para pemain saja. Ini merupakan kemenangan bagi supporter yang hadir di stadion. Pasalnya, pertandingan ini merupakan pertandingan Persib Bandung yang kembali ditonton oleh supporter di stadion setelah kejadian memilukan di Malang beberapa bulan yang lalu. Mengapa hal seperti ini disebut sebagai kemenangan? Karena kita semua tahu, Bobotoh merupakan merupakan salah satu basis supporter sepak bola terbesar di Indonesia. Tak hanya itu, mereka kerap kali membuat kerusuhan dan tersulut emosi bila tengah menonton pertandingan yang berisi rivalitas dengan Persija. Ditambah lagi, pertandingan ini merupakan pertandingan yang memiliki jangka waktu tak terlalu jauh dari kejadian memilukan di Malang. Maka tentu, ini merupakan kemenangan bagi supporter dengan fanbase besar macam Bobotoh. Karena telah berhasil berpartisipasi dengan tertib hingga peluit akhir dibunyikan.

4. Bagi aparat kepolisian
Sebuah pertandingan tentu memiliki elemen penting untuk menjaga keberlangsungannya. Elemen itu tak lain adalah petugas keamanan. Polisi sebagai petugas keamanan pada setiap laga liga menjadi elemen penting garda terdepan yang bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi di stadion.
Itu sebabnya pula, Kanjuruhan beberapa bulan yang lalu menuai banyak polemik yang melahirkan banyak kritik pada aparat kepolisian. Maka, pertandingan besar bertajuk El Klasiko kemarin yang dihelat dengan sukses hingga 90 menit dapat kembali menjadi patokan bahwa polisi juga telah memenangkan pertandingan tersebut.
 
Bahkan tak hanya itu, sebagai pertandingan besar pertama setelah sistem bubble kemarin ini menjadi tolak ukur kita semua bahwa kini ternyata aparat kepolisian yang bertugas telah benar-benar melakukan evaluasi agar kejadian kelam seperti di Malang tak terulang kembali. Hal itu terbukti dari adanya penyiapan penertiban bahkan jauh sebelum pertandingan digelar. Ditambah lagi, mereka juga telah melakukan pembenahan ketentuan terhadap aturan yang telah disarankan FIFA. Seperti tak boleh membawa gas air mata dan lain sebagainya telah dilakukan dengan baik dan tertib.

5. Bagi penyelenggara liga
Satu-satunya pihak yang paling fundamental dalam menyelenggarakan sebuah pertandingan liga hanyalah penyelenggara liga. Maka keberhasilan setiap pertandingan yang digelar merupakan keberhasilan penyelenggara. Apalagi dengan pertandingan big match pasca kasus Kanjuruhan ini. Penyelenggara liga juga dapat dikatakan mendapatkan kemenangan mutlak besar sebagai pembuktian mereka ke ruang publik. Karena paling tidak, berkat penjadwalan penundaan yang baik dari pemilihan jam tayang, pemilihan tanggal bermain, pemilihan stadion, hingga pemilihan wasit menjadi unsur-unsur yang turut membantu mereka untuk menang dalam mensukseskan pertandingan panas ini.

Terutama pada segi pemilihan wasit, penyelenggara liga benar-benar telah belajar dari kejadian-kejadian yang lalu. Sebab pengadil di dalam lapangan kerap kali menjadi unsur yang menjengkelkan dan yang menjadi faktor utama terjadinya perkelahian baik di dalam maupun di luar lapangan.

Pertandingan El Klasiko yang telah selesai digelar kemarin memberikan sebuah bukti bahwa pengadil yang digunakan merupakan wasit kompeten yang nampaknya tak dapat diintervensi oleh apapun dan atau siapapun. Hal itu terbukti dari laga 90 menit yang dijalankan tak ada satupun keputusannya yang membuat satu pihak merasa dirugikan.

Pembahasan ini sebenarnya tak dapat diafirmasi sebagai patokan untuk menilai bahwa Liga 1 kini telah berhasil. Namun, dengan pertandingan sebesar ini, juga laga awal dengan diisi penonton, dan telah berjalan dengan baik dari semua aspek membuat kita paling tidak dapat mengacu pada laga tersebut.

Fauzan Ibn Hasby

Pengen jadi Fabrizio Romano!