5 Alasan Kenapa Kecoa Perlu Dimusnahkan dari Muka Bumi

Mart Production on Pexels

Penulis:        Afiqul Adib
Editor:          Fatio Nurul Efendi

Cangkeman.net - Minggu lalu teman saya bercerita kalau ia menemukan fenomena unik di daerah Pakualaman, yaitu tercecernya poster tentang kampanye #dognotfood dengan jumlah yang cukup banyak. Yang mana kampanye tersebut dilatarbelakangi karena merasa risih dengan aktivitas manusia yang mengkonsumsi daging anjing.

Terlepas dari haramnya daging anjing menurut agama mayoritas, yang digarisbawahi dalam kampanye tersebut adalah adanya penyiksaan dalam penyembelihannya.

Dari sana, teman saya kemudian mengatakan kalau semua hewan perlu dilestarikan. Atau kalau mau dikonsumsi setidaknya disembelih dengan baik. Saya sangat setuju dengan kampanye tersebut, namun saya tidak setuju kalau semua hewan berhak hidup layak. Bagi saya ada satu hewan yang tidak berhak hidup layak di muka bumi, yaitu kecoa. Memang bukan hal baru jika banyak orang membenci kecoa. Bahkan jika ada orang yang mengungkapkan ketidaksukaan pada kecoa bukanlah sebuah aib atau hal tabu yang perlu ditutup-tutupi.

Meski demikian, saya bukan kelompok orang yang takut dengan kecoa, saya hanya membenci hal-hal jahat saja. Dan kecoak adalah hewan tersebut. Setidaknya ada 5 alasan kenapa kecoa tidak perlu dilestarikan.

Pertama, kecoa suka terbang dengan random. Ini adalah suatu bentuk kejahatan yang terstruktur.

Ketika saya mengatakan demikian, teman saya yang merupakan pecinta hewan tersebut mengelak dengan mengatakan “kecoa bukan jahat, dia hanya mengganggu."

Argumen tersebut memang ada benarnya, namun mungkin ia lupa kalau perbuatan mengganggu adalah suatu bentuk kejahatan. Karena di Undang-Undang sendiri ada pasal tentang perbuatan tidak menyenangkan. Dan bisa dipidanakan.
Artinya jika memang pengin, saya bisa saja melaporkan kecoa ke polisi dengan pasal tersebut. Namun saya urungkan karena bagi saya penjara bukan satu-satunya solusi untuk tindak kejahatan. Chuakkzz.
FYI, Seperti kebanyakan hewan lainnya yang memiliki mode pertahanan diri, kecoa menggunakan mode terbang secara random saat ia merasa terancam. Jadi ia menggunakan firasat yang sangat subjektif tersebut untuk menggunakan mode terbang yang sangat mengerikan. Fix kecoa jahat.
Kedua, kecoa itu memiliki sensor untuk mendeteksi rasa takut.
Ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa kecoa memiliki sistem motorik yang sangat baik, sehingga mampu mendeteksi rasa takut seseorang. Jadi si kecoa ini sebenarnya tahu kalau kita punya rasa takut terhadapnya, dan semakin kita takut, maka semakin agresif kecoa akan mendekat kepada kita. Benar-benar hewan psikopat.
Bahkan dalm psikologi, ada istilah Katsaridaphobia, yang merupakan sebutan untuk orang yang phobia dengan kecoa. Tentunya jangan salahkan orang tersebut, ini merupakan efek dari tindakan psikopat si kecoak. Ya, gimana, harusnya kalau mau mendekati orang itu kira-kira dulu.
Saya saja ketika mau mendekati orang, ya harus melewati proses yang bertahap, dimulai dari berpenampilan menarik, selalu menyempatkan waktu untuk memberi pujian serta tempat curhat, sesekali bahkan memberikan hadiah. Itupun tak jarang masih ditolak. 
Nah ini si Kecoa kayak kurang ajar banget gitu, main deketin aja. Bahkan ia sudah tahu kalau targetnya akan takut kalau dideketin. Lantas, alasan logis apalagi kecoak tetap melakukan perbuatan tersebut selain demi kepuasan diri? Dan perlu diketahui bahwa hanya psikopat yang memiliki pemikiran seperti itu. Waspadalah!
Ketiga, tidak menerima takdir tuhan.
Kecoa disebut sebagai hewan yang paling dimungkinkan bakal selamat saat terjadi perang nuklir. Ia juga akan tetap hidup berminggu-minggu meski kepalanya putus. Kepala yang terputus dari badan pun tetap bisa hidup dan menggerakan antena untuk beberapa saat. Padahal kita tahu bahwa kematian adalah hal yang sifatnya pasti dan tidak bisa ditentang. Artinya kecoa sudah menentang takdir Yuhan, ia benar-benar berdosa besar.
Keempat, kecoa suka hidup di tempat yang tersembunyi, bau, dan kotor.
Ada sebuah hadist yang mengatakan bahwa berteman dengan pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu, engkau bisa membeli minyak wangi, atau minimal engkau dapat baunya.
Sekarang coba bayangkan, si kecoak ini hidup di lingkungan yang kotor dan bau. Artinya tentu saja si kecoa sudah kecipratan bau di lingkungan kotor tersebut. Dan yang paling berbahaya adalah kecoa hidup dipersembunyian. Bisa saja kecoa sudah terpapar radikalisme atau kelompok ekstrim lainnya. Hal ini benar-benar meresahkan.
Kelima, kecoa adalah pemakan segala, termasuk sesamanya (kanibal).
Padahal Islam sendiri sudah mengatur untuk memakan yang halal saja karena makanan yang haram akan merusak tubuh. Terlebih jika yang dimakan adalah sesama. Artinya bisa disimpulkan bahwa si kecoa ini tidak hanya bermasalah pada otaknya saja, melainkan juga hatinya. Karena itu untuk semua kecoa di muka bumi, khususnya yang sedang membaca tulisan ini, muhasabah diri Anda.

Afiqul Adib

Fresh graduate yang suka hidup hemat untuk foya-foya. Dapat ditemui di Instagram @aduib07