Ramen 1: Restoran Jepan dengan Cita Rasa Lokal
![]() |
The Park Mall Solo |
Penulis: Natacia Mujahidah
Editor: Fatio Nurul Efendi
Cangkeman.net - Dua hari yang lalu saya dan sepupu saya mampir ke salah satu mall di daerah Makassar untuk makan siang. Karena selera makanan kami yang tidak jauh berbeda, jadi tidak butuh waktu lama untuk kami berdiskusi soal makanan apa yang akan kami makan siang itu. Pilihan kami jatuh ke restoran Jepang Ramen 1, dan yaah ini adalah kali pertama saya mengunjungi tempat makan ini.
Sekilas tidak ada yang istimewa dari restoran Ramen 1 ini, tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan beberapa restoran jepang lain yang pernah saya kunjungi. Dari segi interior misalnya, tetap ada bunga Sakura dan tulisan hiragana katakana sebagai dekorasi khas restoran Jepang. Tidak luput pula sambutan irasshaimase oleh pegawai restoran saat ada pelanggan yang masuk. Menu makanan di restoran ini juga tergolong jenis yang sama dengan beberapa restoran Jepang lainnya. Mereka menyediakan Sushi dan Ramen dengan berbagai varian rasa dan penyajian yang telah dimodifikasi.
Diantara semua hal yang umumnya tampak familiar tersebut, ada hal yang menarik perhatian saya dari restoran ramen 1 ini yaitu penyajian saus-sausan (kondimen) di atas meja makannya. Ada dua wadah yang menarik perhatian saya, pertama wadah yang berisi sambel (sangat mirip dengan sambal ulek wkwk ) kedua, wadah berisi bawang goreng.
Sependek ingatan saya biasanya saus-sausan di atas meja restoran jepang yang pernah saya datangi terdiri dari soy sauce, bubuk lada, wasabi, wijen sangrai dan chili saus (biasanya dipakai untuk pelanggan yang pesan katsu). Namun alih-alih menyediakan wadah berisi wasabi atau chili saus di atas meja makan, restoran ramen 1 ini justru menyediakan sambal dan bawang goreng.
Saya kurang tahu mengenai jenis sambalnya, yang pasti sambal yang mereka sediakan beneran sambal khas negara kita. Hal ini terlihat dari tekstur sambel, butiran biji Lombok yang terlihat jelas dan minyak yang menyatu dengan sambalnya. Rasanya pun tidak berbeda dengan sambal yang biasa kita pakai untuk cocolan dan menambah pedas makanan kita.
Menurut saya ini adalah hal yang baru dan khas untuk inovasi sebuah tempat makan ala Jepang. Bahkan hal ini menjadi memori baru yang melekat di kepala saya. Pengalaman makan ramen dan sushi dengan sambal dan bawang goreng, sungguh cita rasa yang sangat lokal pride.
Tapi tenang saja mereka tetap menyediakan wasabi yang ditaruh pada pinggiran piring sushi yang kita pesan. Sepertinya sambal dan bawang goreng ini disediakan sebagai opsi rasa yang bisa ditambahkan ke dalam makanan yang kita order, khususnya buat yang order ramen.
Ada empat variasi kuah yang dapat kita pilih saat memesan ramen yaitu kuah original, shoyu, kari dan mala. Kami pesan ramen dengan variasi kuah mala. Variasi kuah mala ini ditandai dengan tag warna merah yang berarti kuahnya pedas. Saat orderannya datang saya bisa melihat kuah ramennya dipenuhi dengan variasi warna merah kulit cabe mirip seperti kuah sayur asem yang biasa dibuat oleh ibu saya wkwkwk.
Toping yang digunakan pada penyajian ramennya juga tidak familiar. Alih-alih menggunakan narutomaki, ramen 1 justru menggunakan lobak sebagai toping ramen mereka. Jadi waktu makan ramen dengan kuah mala plus toping lobak ini saya berasa makan mie dengan kuah sayur asem hehe.
Walaupun cita rasa khas makanan Jepangnya tidak terlalu terasa, namun makanan Jepang dengan cita rasa lokal ini patut untuk dicoba. Apalagi buat orang-orang yang masih maju mundur untuk mencoba makan makanan Jepang karena takut rasanya tidak cocok dengan lidah mereka. Sepertinya mengunjungi ramen 1 yang memasukkan cita rasa lokal pada penyajian menu makanan mereka bisa menjadi sebuah solusi.
Cangkeman.net - Dua hari yang lalu saya dan sepupu saya mampir ke salah satu mall di daerah Makassar untuk makan siang. Karena selera makanan kami yang tidak jauh berbeda, jadi tidak butuh waktu lama untuk kami berdiskusi soal makanan apa yang akan kami makan siang itu. Pilihan kami jatuh ke restoran Jepang Ramen 1, dan yaah ini adalah kali pertama saya mengunjungi tempat makan ini.
Sekilas tidak ada yang istimewa dari restoran Ramen 1 ini, tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan beberapa restoran jepang lain yang pernah saya kunjungi. Dari segi interior misalnya, tetap ada bunga Sakura dan tulisan hiragana katakana sebagai dekorasi khas restoran Jepang. Tidak luput pula sambutan irasshaimase oleh pegawai restoran saat ada pelanggan yang masuk. Menu makanan di restoran ini juga tergolong jenis yang sama dengan beberapa restoran Jepang lainnya. Mereka menyediakan Sushi dan Ramen dengan berbagai varian rasa dan penyajian yang telah dimodifikasi.
Diantara semua hal yang umumnya tampak familiar tersebut, ada hal yang menarik perhatian saya dari restoran ramen 1 ini yaitu penyajian saus-sausan (kondimen) di atas meja makannya. Ada dua wadah yang menarik perhatian saya, pertama wadah yang berisi sambel (sangat mirip dengan sambal ulek wkwk ) kedua, wadah berisi bawang goreng.
Sependek ingatan saya biasanya saus-sausan di atas meja restoran jepang yang pernah saya datangi terdiri dari soy sauce, bubuk lada, wasabi, wijen sangrai dan chili saus (biasanya dipakai untuk pelanggan yang pesan katsu). Namun alih-alih menyediakan wadah berisi wasabi atau chili saus di atas meja makan, restoran ramen 1 ini justru menyediakan sambal dan bawang goreng.
Saya kurang tahu mengenai jenis sambalnya, yang pasti sambal yang mereka sediakan beneran sambal khas negara kita. Hal ini terlihat dari tekstur sambel, butiran biji Lombok yang terlihat jelas dan minyak yang menyatu dengan sambalnya. Rasanya pun tidak berbeda dengan sambal yang biasa kita pakai untuk cocolan dan menambah pedas makanan kita.
Menurut saya ini adalah hal yang baru dan khas untuk inovasi sebuah tempat makan ala Jepang. Bahkan hal ini menjadi memori baru yang melekat di kepala saya. Pengalaman makan ramen dan sushi dengan sambal dan bawang goreng, sungguh cita rasa yang sangat lokal pride.
Tapi tenang saja mereka tetap menyediakan wasabi yang ditaruh pada pinggiran piring sushi yang kita pesan. Sepertinya sambal dan bawang goreng ini disediakan sebagai opsi rasa yang bisa ditambahkan ke dalam makanan yang kita order, khususnya buat yang order ramen.
Ada empat variasi kuah yang dapat kita pilih saat memesan ramen yaitu kuah original, shoyu, kari dan mala. Kami pesan ramen dengan variasi kuah mala. Variasi kuah mala ini ditandai dengan tag warna merah yang berarti kuahnya pedas. Saat orderannya datang saya bisa melihat kuah ramennya dipenuhi dengan variasi warna merah kulit cabe mirip seperti kuah sayur asem yang biasa dibuat oleh ibu saya wkwkwk.
Toping yang digunakan pada penyajian ramennya juga tidak familiar. Alih-alih menggunakan narutomaki, ramen 1 justru menggunakan lobak sebagai toping ramen mereka. Jadi waktu makan ramen dengan kuah mala plus toping lobak ini saya berasa makan mie dengan kuah sayur asem hehe.
Walaupun cita rasa khas makanan Jepangnya tidak terlalu terasa, namun makanan Jepang dengan cita rasa lokal ini patut untuk dicoba. Apalagi buat orang-orang yang masih maju mundur untuk mencoba makan makanan Jepang karena takut rasanya tidak cocok dengan lidah mereka. Sepertinya mengunjungi ramen 1 yang memasukkan cita rasa lokal pada penyajian menu makanan mereka bisa menjadi sebuah solusi.

Posting Komentar