Drakor dan Karakter Cowok yang Terlalu "Perpek"
![]() |
Penulis: Rara Restu Humaira
Editor: Fatio Nurul Efendi
Cangkeman.net - Siapa disini yang suka drakor? Mau cowok atau cewek, meski didominasi oleh cewek, pasti kebanyakan yang Kpopers suka melihat drakor atau drama Korea, kan?
Akhir-akhir ini makin banyak saja orang-orang di sekitarku yang kulihat suka dengan Drakor. Sepupuku, dan tanteku lumayan sering nonton drakor. Bahkan aku yang Kpopers generasi lama yang sudah meninggalkan dunia perkpopan, jadi kaget sendiri pas nimbrung obrolan keluarga yang bahas Drakor mulu drakor mulu.
Genrenya macam-macam. Thriller, psikologi, fantasi, supranatural, misteri dan yang pastinya romansa, tidak ketinggalan dan mampu memuaskan selera romansa orang-orang yang ada di Indonesia.
Cerita yang ditawarkan? Macam-macam, dari mulai mitologi sampe pemerintahan dan profesi. Sebagai seorang penulis, aku sering bertanya, "Ini yang bikin naskah skenarionya bagaimana caranya bikin, ya? Sampai ceritanya sebagus ini?"
Kualitas memang selalu berbanding lurus dengan hasil. Dibanding dengan sinetron yang ceritanya kulihat makin ngalor-ngidul, drakor memang alternatif pilihan yang lebih baik. Tentunya selain cerita, artis dan aktornya yang cakep-cakep sesuai dengan standar kecantikan orang Indonesia (Apalagi kalau bukan putih)
Namun, ada satu hal yang pasti saat aku menonton seri drakor sampai begadang kalau sudah selesai kerja dan ada waktu luang, taitu .... karakter cowoknya, yap kita ngomongin cowok di sini karena aku cewek jadi aku juga suka cowok-cowok tampan.
Cowok di drakor? Oh, ya Tuhan, pasti wadadaw sekali. Segi muka? Oke! Segi sifat? Hmm, luar biasa manis dan okeh! Harta? Miliarder anak holkay sis! Apalagi, ya? Dari segi segala aspek hingga spesifikasi kayak HP, semuanya dilengkapi dengan segala macam atribut dan karakter yang sempurna sekali.
Keterlaluan sempurnanya hingga bikin bertanya-tanya, apa ada ya cowok sesempurna itu di dunia nyata? Kalau bisa ya Tuhan, aku mau satu cowok kayak gini!
Tapi, sekali lagi aku sadar, kalau itu hanyalah mimpi kosong semata yang tidak akan terjadi di dunianya. Lebih mungkin matahari terbit dari barat daripada karakter perfek perdrakoran yang muncul di dunia nyata.
Masih untung aku yang sadar, lah kebanyakan bocah kencur di luar sana bagaimana? Rata-rata menghayal terlalu tinggi dan akhirnya jadi kena mental. Punya pikiran yang agak semrawut, dan bahkan beberapa kasus fanatiknya ngalahin fanatik Firaun jadi Tuhan, atau bahkan, sampai jadi gila sendiri gara-gara idolanya punya pacar atau apa.
Ya, hal itu wajar sih. Mengingat di drakor, karakter cowoknya ditampilkan tampan, punya sifat romantis idaman cewek-cewek, dan hal ini membuat persepsi terhadap standar realitas yang makin lama makin mengabur (Alias seleranya ketinggian).
Namun, aku merasa kalau karakter perfek yang terlalu “Perfek” ini juga nggak bagus. Tidak realistis itu yang utama. Pengembangan karakternya lumayan kurang dan tidak mendalami si cowok sementara cerita hanya difokuskan ke kisah romansa antara dua tokoh.
Aku juga ngerti kenapa banyak sekali orang-orang yang suka dengan karakter perfek semacam ini. Meski rasanya tidak realistis, dan bisa mengaburkan penilaian mereka terhadap hubungan lawan jenis serta kehidupan.
Alasannya tidak bisa dipungkiri, kebanyakan orang-orang stres dan sudah capek dengan “dunia nyata.” Jadinya, banyak orang yang “melarikan diri” ke dunia yang lebih santai, dan penuh dengan kehidupan yang mereka dambakan.
Apalagi kalau bukan menonton Drakor yang ceritanya penuh hiburan, angan-angan dan harapan setiap orang, yang menginginkan dirinya menjadi tokoh utama yang hidupnya mulus seperti jalan tol, punya pasangan sempurna, dan akhir yang bahagia.
Meski kedengarannya seperti baik karena bisa meredakan stres, tapi jangan salah, hal ini bisa berdampak buruk karena bisa terbawa sampai ke dunia nyata. Kan jadinya cewek-cewek bakal lama menjomblo gara-gara tunggu jodoh “perfek” yang tidak kunjung datang.
Ayolah, itu dunia fiksi! Jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati kalau ada yang meninggal atau kapalmu karam. Jangan sampai war juga gara-gara pendapat nggak sama.
Sebenarnya banyak hal yang kurang bagus mengenai karakter perfek ini. Selebihnya, coba kalian yang kpopers cari tahu sendiri dengan ngeliat perspektif kalian dalam memandang hubungan lawan jenis dan kehidupan setelah melihat drakor. Pasti bakal jawab banyak yang bagus, kan? Tapi ingat, banyak juga hal yang tidak bagus di sini.
Pesanku, ingat pisahkan kehidupan dan fiksi. Jangan sampai terbawa hingga ke dunia nyata dan akhirnya merugikan diri sendiri.
Cangkeman.net - Siapa disini yang suka drakor? Mau cowok atau cewek, meski didominasi oleh cewek, pasti kebanyakan yang Kpopers suka melihat drakor atau drama Korea, kan?
Akhir-akhir ini makin banyak saja orang-orang di sekitarku yang kulihat suka dengan Drakor. Sepupuku, dan tanteku lumayan sering nonton drakor. Bahkan aku yang Kpopers generasi lama yang sudah meninggalkan dunia perkpopan, jadi kaget sendiri pas nimbrung obrolan keluarga yang bahas Drakor mulu drakor mulu.
Genrenya macam-macam. Thriller, psikologi, fantasi, supranatural, misteri dan yang pastinya romansa, tidak ketinggalan dan mampu memuaskan selera romansa orang-orang yang ada di Indonesia.
Cerita yang ditawarkan? Macam-macam, dari mulai mitologi sampe pemerintahan dan profesi. Sebagai seorang penulis, aku sering bertanya, "Ini yang bikin naskah skenarionya bagaimana caranya bikin, ya? Sampai ceritanya sebagus ini?"
Kualitas memang selalu berbanding lurus dengan hasil. Dibanding dengan sinetron yang ceritanya kulihat makin ngalor-ngidul, drakor memang alternatif pilihan yang lebih baik. Tentunya selain cerita, artis dan aktornya yang cakep-cakep sesuai dengan standar kecantikan orang Indonesia (Apalagi kalau bukan putih)
Namun, ada satu hal yang pasti saat aku menonton seri drakor sampai begadang kalau sudah selesai kerja dan ada waktu luang, taitu .... karakter cowoknya, yap kita ngomongin cowok di sini karena aku cewek jadi aku juga suka cowok-cowok tampan.
Cowok di drakor? Oh, ya Tuhan, pasti wadadaw sekali. Segi muka? Oke! Segi sifat? Hmm, luar biasa manis dan okeh! Harta? Miliarder anak holkay sis! Apalagi, ya? Dari segi segala aspek hingga spesifikasi kayak HP, semuanya dilengkapi dengan segala macam atribut dan karakter yang sempurna sekali.
Keterlaluan sempurnanya hingga bikin bertanya-tanya, apa ada ya cowok sesempurna itu di dunia nyata? Kalau bisa ya Tuhan, aku mau satu cowok kayak gini!
Tapi, sekali lagi aku sadar, kalau itu hanyalah mimpi kosong semata yang tidak akan terjadi di dunianya. Lebih mungkin matahari terbit dari barat daripada karakter perfek perdrakoran yang muncul di dunia nyata.
Masih untung aku yang sadar, lah kebanyakan bocah kencur di luar sana bagaimana? Rata-rata menghayal terlalu tinggi dan akhirnya jadi kena mental. Punya pikiran yang agak semrawut, dan bahkan beberapa kasus fanatiknya ngalahin fanatik Firaun jadi Tuhan, atau bahkan, sampai jadi gila sendiri gara-gara idolanya punya pacar atau apa.
Ya, hal itu wajar sih. Mengingat di drakor, karakter cowoknya ditampilkan tampan, punya sifat romantis idaman cewek-cewek, dan hal ini membuat persepsi terhadap standar realitas yang makin lama makin mengabur (Alias seleranya ketinggian).
Namun, aku merasa kalau karakter perfek yang terlalu “Perfek” ini juga nggak bagus. Tidak realistis itu yang utama. Pengembangan karakternya lumayan kurang dan tidak mendalami si cowok sementara cerita hanya difokuskan ke kisah romansa antara dua tokoh.
Aku juga ngerti kenapa banyak sekali orang-orang yang suka dengan karakter perfek semacam ini. Meski rasanya tidak realistis, dan bisa mengaburkan penilaian mereka terhadap hubungan lawan jenis serta kehidupan.
Alasannya tidak bisa dipungkiri, kebanyakan orang-orang stres dan sudah capek dengan “dunia nyata.” Jadinya, banyak orang yang “melarikan diri” ke dunia yang lebih santai, dan penuh dengan kehidupan yang mereka dambakan.
Apalagi kalau bukan menonton Drakor yang ceritanya penuh hiburan, angan-angan dan harapan setiap orang, yang menginginkan dirinya menjadi tokoh utama yang hidupnya mulus seperti jalan tol, punya pasangan sempurna, dan akhir yang bahagia.
Meski kedengarannya seperti baik karena bisa meredakan stres, tapi jangan salah, hal ini bisa berdampak buruk karena bisa terbawa sampai ke dunia nyata. Kan jadinya cewek-cewek bakal lama menjomblo gara-gara tunggu jodoh “perfek” yang tidak kunjung datang.
Ayolah, itu dunia fiksi! Jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati kalau ada yang meninggal atau kapalmu karam. Jangan sampai war juga gara-gara pendapat nggak sama.
Sebenarnya banyak hal yang kurang bagus mengenai karakter perfek ini. Selebihnya, coba kalian yang kpopers cari tahu sendiri dengan ngeliat perspektif kalian dalam memandang hubungan lawan jenis dan kehidupan setelah melihat drakor. Pasti bakal jawab banyak yang bagus, kan? Tapi ingat, banyak juga hal yang tidak bagus di sini.
Pesanku, ingat pisahkan kehidupan dan fiksi. Jangan sampai terbawa hingga ke dunia nyata dan akhirnya merugikan diri sendiri.
Rara Restu Humaira
Penulis yang bermimpi jadi kaya raya. Tapi kenyataan selalu menghantam diri ini. Ya salam, semoga apa yang dicita-citakan di siang bolong jadi kenyataan. Aamiin.

Posting Komentar