Sebuah Curhatan Cowok Kepada Cewek Se-Alam Semesta

Jonaorle on Pexels

Penulis:            Afiqul Adib
Editor:             Fatio Nurul Efendi

Cangkeman.net - “Kok jadi aku yang salah, kan kamu yang dandannya kelamaan”.

“Tapi kalau kamu jemputnya lebih awal, kan aku bisa lebih cepet dandannya”.

Memang bukan rahasia umum kalau cewek dianggap selalu benar dan cowok selalu disalahkan. Konsep yang terkesan egois ini kalau dipikir-pikir memang terjadi bukan tanpa sebab. Kenyataannya cewek memang selalu saja bisa menemukan celah terhadap kesalahan cowok, bahkan saat cewek melakukan kesalahan, mereka bisa banget untuk mengungkit kesalahan lama si cowok dan membuatnya merasa salah dan mbatin“Lah kok dadi aku seng salah?”

Hey, percayalah ungkapan “cewek selalu benar dan cowok selalu salah” itu bukan pujian, melainkan sindiran. Kalimat tersebut diciptakan oleh cowok sebagai bentuk perlawanan dengan bahasa yang sangat halus. Namun, yang terjadi malah diamini dan dianggap sebagai prinsip yang harus dipegang erat-erat dengan penuh kebanggaan oleh cewek.

Lantas kenapa ini menjadi penting untuk dibahas? Karena dari sini kemudian muncul beberapa hal yang malah memunculkan sisi menyebalkan dari cewek. Salah satunya adalah percakapan di atas tadi. Padahal dalam agama, tidak ada istilahnya cewek selalu benar, atau cowok selalu salah. Sebab, semua di mata Allah adalah sama, yang membedakan hanyalah keimanan. Catet!

***

Hal menyebalkan selanjutnya adalah tentang tema kepastian. Kalimtanya pun macam-macam. Misalnya, “Halalkan atau tinggalkan” atau “Bukti cinta bukan I Love You, tapi Qobiltu”.

Kepastian dalam hubungan umumnya sering diminta oleh pihak cewek. Ya, mungkin mereka sering terjebak dengan hubungan yang tidak jelas arahnya, kemudian ditinggal begitu saja. Atau memang pihak cewek merasa umurnya sudah “matang”, dan bukan waktunya untuk main-main lagi dengan perasaan.

Sebenarnya cowok juga berpikir demikian, namun ada beberapa hal yang dipertimbangkan. Jika dikerucutkan, sebagian besar pertimbangan tersebut adalah faktor ekonomi. Nah, ketika kami curahkan hal tersebut biasanya cewek akan mengatakan, “kami siap kok menemani cowok dari bawah”.

Iya, cowok akan sangat senang ditemani dari bawah, namun ego kami mengatakan bahwa keringat adalah milik cowok, dan orang yang kami cintai tidak boleh berkeringat juga.

Percayalah, kami tidak melamar sekarang karena sedang melakukan persiapan. Kami tak ingin memberi kalian makan cinta saja. Beras sekarang agak mahal, telor ayam harganya sering naik kalau hari raya dan tahun baru.

Kami juga tak ingin ketika sudah menikah nanti dianggap jarang pulang hanya karena banyak hobi yang belum kami tuntaskan.

Jadi dik, tidak ada hubungannya antara kesiapan menikah dengan keseriusan mencintai, justru tidak serampangan menikah dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu dengan matang adalah bukti cinta kami kepada kalian.

***

Hal menyebalkan terakhir adalah tentang penampilan. Dengan sangat rahasia, kami sering mempertanyakan penampilan kalian yang terkesan berlebihan. Kami bahkan menduga kalau berdandan adalah siksaan bagi cewek yang dibungkus dengan kecantikan.

Alasan tersebut datang karena saya baru tahu kalau skin care, make up, dan segala hal yang berkaitan tentang penampilan ternyata sangat banyak jenisnya. Belum lagi tentang aksesoris tambahan seperti high hill. Iya, kami paham kalau sandal versi jinjit tersebut sangat menyakitkan ketika dipakai.

Coba deh renungkan, sebenarnya kalian berlama-lama dandan itu suka nggak sih? Tujuan kalian dandan itu memang ingin self-love atau cuma takut dikatain nggak bisa dandan? Karena sejauh yang kami amati, ketika wisuda, pernikahan atau acara resmi lainnya, cewek selalu dandan secara berlebihan, bahkan cewek yang biasanya tidak pernah dandan pun akhirnya ikut-ikutan juga.

Kami pun sebenarnya paham ketika kalian sudah berdandan dengan MUA yang agak mahal, kemudian mulai resah karena waktu azan sudah tiba. Yah, kami paham kalian resah antara pengin salat atau mempertahankan hasil coretan yang sudah dibayar mahal.

Bukan apa-apa sih, kami agak kasian saja melihat kalian yang mulai membuat budaya baru dengan menyiksa golongan kalian sendiri. Ini juga menjadi urusan cowok loh. Paling tidak hal ini membuat kami jenuh ketika ngajak kencan karena harus menunggu kalian berdandan dengan cukup lama.

Kalau boleh jujur, meski kalian tidak dandan pun kami sudah klepek-klepek kok. Atau kalau memang ingin terlihat tidak “kumus-kumus”, yasudah tidak usah terlalu berlebihan. Itu sudah lebih dari cukup

***
Kiranya itu hal-hal menyebalkan tentang cewek dalam pandangan cowok. Besar harapan saya para cewek mulai paham kalau cowok juga butuh dimengerti. Meski saya paham kalau harapan tersebut terkesan mustahil. Yah, panjang umur perjuangan.